Selasa, 22 Desember 2009

Kado Kecil untuk Ibu

Ibu.
Dalam hidupku, sosok itu selalu ada....kapan pun, di mana pun.


Ini bukan pertamakalinya saya menulis dengan menyebut-nyebut sosok ibu. Baru saja saya mengenang kembali bahwa dalam semua tulisan yang saya buat seenak hati sejak saya bisa menggenggam pena itu, betapa seringnya sosok ibu muncul ke permukaan....entah itu sekilas menyebut dirinya, mengulang perkataannya, membahas pemikirannya, dan lain sebagainya. Padahal, sedikit sekali di antaranya yang diniatkan untuk bertopik seputar I-B-U.

Lalu, apa artinya jika sosok ibu nyaris selalu ada -tersurat maupun tersirat- dalam tulisan saya? Bahwa saya anak yang pandai berbakti dan menyenangkan hati ibu saya? Ho-ho, tidak, tidak.....sayang sekali rasanya saya jelas masih jauh dari level itu!

Aku mendengar dengan menulis. Jika ibu memenuhi tulisanku, itu bukti bahwa beliaulah yang memintaku peka terhadap sekitarku dan bahwa suaranyalah yang memenuhi kalbuku : petuahnya, didikannya, ekspresi sayangnya.

Aku melihat dengan menulis. Jika ibu selalu muncul dalam tulisanku, itu menunjukkan beliaulah yang senantiasa mengajakku memandang berbagai sisi dari apapun yang kutemukan dalam hidup.

Aku berpikir dengan menulis. Jika ibu ada dalam banyak tulisanku, itu menandai sosoknyalah yang menghalangiku untuk malas dan menyerah, yang memacuku agar kritis dan kreatif setiap saat.

Aku bersuara dengan menulis. Jika ibu rajin hadir dalam tulisanku, itu berarti beliaulah yang tekun memompa semangatku, mendorongku untuk terus maju dan hidup dengan sebanyak-banyaknya manfaat.


Mama, begitu saya menyebut sosok mulia itu. Tak akan pernah cukup macam rangkaian huruf di dunia ini untuk menuliskan apa saja jasanya dalam hidup saya. Karena itu saya pun tahu, tulisan ini bukan persembahan yang luarbiasa untuk ibunda saya tercinta. Secuil coretan ini hanyalah kado kecil khusus untuk ibu yang semoga dapat menjadi salah satu pengingat bagi saya untuk terus menciptakan kado-kado kecil lainnya : berbagai manfaat atas hidup saya sebagai perpanjangan catatan amal dirinya.

Aku akan terus menulis, Mama...dan itu berarti aku akan terus mendengar, melihat, berpikir, dan bersuara. Semoga hidupku di dunia ini sesuai dengan tujuan penciptaanku oleh Sang Khalik, dan semoga takkan ada perbuatanku yang turut membuahkan dosa bagimu. Terimakasih untuk doa yang selalu menyertai diriku sejak dalam rahimmu, semoga doaku pun mampu menyertai hidup dan matimu kelak. Amiin...



Selamat Hari Ibu 22 Desember 2009 untuk semua ibu! Semoga perjuanganmu berbuah manis, semoga sifat Ar-Rahiim kekal dalam dirimu, semoga Allah SWT memuliakanmu dunia-akhirat.
- H e i D Y -

Tidak ada komentar: