Selasa, 07 Oktober 2008

satu dunia, sebuah mimpi

Ini berawal mula dari satu mimpi, cita-cita, ambisi, keinginan saya yang tak pernah hilang dari dulu : melakukan banyak hal sekaligus.

Oke, saya curang.
Dulu, saya selalu salah tingkah kalau disuruh nyebutin cita-cita atau keinginan.
Karena : mereka sangat banyak, dan bisa timbul dan lenyap dalam hitungan jam.
Maka untuk enaknya saya sendiri, sekali lagi saya umumkan keinginan yang selama ini tidak pernah lenyap sekalipun dan sepertinya sampai kapan pun : melakukan banyak hal sekaligus.

Dan yang saya maksud banyak, adalah....benar-benar BANYAK.
Hal yang saya maksud bukan hanya pekerjaan demi mencari beberapa piring nasi (Jujur aja deh. Kalo untuk hidup, memang saya butuh lebih dari sesuap)
Dan bukan juga hanya pekerjaan itu, ditambah pekerjaan rumah tangga.
Dan bukan juga hanya pekerjaan-pekerjaan itu ditambah kegiatan-kegiatan favorit alias hobi.
Dan bukan juga hanya semua yang di atas itu dengan quality time dengan keluarga.
Yang saya maksud, semua yang sudah saya sebutkan itu ditambah dengan quality time dengan dunia.

Dunia mana?
Ya dunia. Dunia saya, dunia kamu, dunia dia, dunia siapapun yang ada di dunia ini.
Nah bingung kan tuh...(coba hitung kata ‘dunia’nya, coba kalahkan saya, bikin satu kalimat dengan jumlah kata tsb yg lebih banyak.....ha. kurang kerjaan bgt)

Saya ingin menyentuh dunia yang luas ini.
Tapi tidak hanya menyentuhnya, saya juga ingin memeluknya, selalu berada di dalamnya.

“dunia saya sendiri”....
Ah. Itu ungkapan yang paling saya benci dalam hidup saya.
Sekaligus umpan balik paling menyedihkan dan menyakitkan bagi saya.
Karna itu berarti, saya sudah gagal.

Dunia saya, dunia kamu, dunia dia, dunia siapapun...bagi saya (seharusnya) tidak berbeda.
Dan kalau ada yang menyebut, mengomentari, saya dengan ungkapan tersebut di atas, siapapun yang mengatakannya telah merasakan betapa berbedanya dunia kami...apa kemungkinan arti lainnya selain : saya hidup di dunia saya sendiri, tidak menyentuh kamu, tidak menyentuh dia, tidak menyentuh siapapun, apapun lainnya di dunia ini. Sehingga dunia saya bukan dunia kamu, bukan dunia dia, bukan dunia siapapun.
Kita hidup, ada di dunia yang berbeda.
Maka berarti saya sudah gagal, bukan?

Tapi sungguh, saya belum berhenti bermimpi, bercita-cita, berkeinginan itu.
Tapi apa, yang perlu saya usahakan untuk mewujudkan semua itu?

Lalu apa, yang paling baik saya pinta lagi padaNya?
Waktu yang tak terbatas?
Energi yang tak terbatas?

Atau mungkin....hanya sebuah niat yang makin, makin diperkuat lagi?

Karna saya percaya, DIA ada.
Dan DIA ada di dalam saya.
Saya, juga bagian dari DIA.

Kalau Allah telah berkehendak, apa yang tidak bisa?
Kalau niat telah sempurna, apa yang tidak bisa?

2 komentar:

Anonim mengatakan...

jadi mimpinya apa nih?

kalau kata laskar pelangi,

"Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia"

Heidy Kaeni mengatakan...

mimpinya ya itu,
saya..kamu..dia..siapa pun..
kita semua..satu dunia, bagi saya.

ahhahha. kadang2 gw membuatnya tlalu rumitkah? sungguh tidak maksud...hhhh...