Kamis, 13 April 2006

dari Diary Gigi Gue : Sejarah Pergigian Gue

Dari kecil gue sering banget mengharapkan, bahkan memimpikan, kontes gigi sehat menjadi kontes yang paling sering diadakan dan paling populer.

Soalnya, waktu balita dulu gue pernah JUARA GIGI SEHAT.
Nyokap gue sering menceritakan itu dengan penuh kebanggaan, walaupun hanya dalam obrolan iseng-penuh-guyon.
Bangganya beliau lebih karena keberhasilannya menanamkan doktrin pada gue, bahwa PERMEN ITU BIKIN GIGI RUSAK.

Entah karena itu atau apa, sampe sekarang dengan sukses gue NGGAK SUKA PERMEN.
Nggak sampe benci sih, tapi nggak suka aja.
Gue nggak mungkin khusus cari-cari permen kalo lagi bosen atau ngantuk dengerin kuliah.
Gue nggak jadi kepengen permen kalo ada yang lagi makan permen.
Gue biasanya males ngambil permen yang ditawarin temen.
Gue makan permen waktu naik pesawat karena terpaksa, bukan dengan sukarela.

Dan hasilnya, ngga seperti anak-anak lain yang umumnya pernah bergigi bolong gara-gara permen, GIGI GUE NGGA PERNAH BOLONG.
Bisa dibilang, ini salah satu rekor pribadi yang paling gue banggakan selain gue ngga pernah merokok dan gue ngga pernah nyentuh narkoba...

Dan, seperti yang gue ceritakan beberapa hari lalu,
gigi bungsu gue sedang tumbuh, sehingga gue sedang merasakan sakit.

Rahang gue kecil. Ngga cukup tempat untuk si bungsu yang mau lahir, sehingga operasi penguguran si bungsu ini menjadi wajib demi menyelamatkan diriku dari masalah yang lebih parah...tumor gigi, misalnya. Maafkan ya nak..aku harus menggugurkanmu..huhuuu.
Ini adalah salah satu masalah gigi gue yang tak terduga.
Maksud gue, salah satu hal tak terduga yang bisa menyebabkan gue HARUS MENGUNJUNGI DOKTER GIGI.

Inget ya, SALAH SATU.

Pertama kalinya gue divonis harus bersahabat dengan dokter gigi adalah 8 tahun yang lalu, waktu gue masih berumur 14 tahun, masih lucu-lucunya, baru pake seragam putih abu-abu.
Gue udah mulai curiga tiap kali gosok gigi, ada yang aneh dengan gusi terletak di atas gigi seri gue.
Warna merahnya agak memudar, seperti MEMUTIH, dan itu gusi MENGGEMBUL.
Pertama kali liat sebernya gue udah menduga, tapi ada pikiran lain yang bilang “Ah...ngga mungkin, hahhahaha”.
Dan berikutnya, berbulan-bulan kemudian ketika kecurigaan gue makin kuat, gue menyesali pikiran itu.

gusi GUE POSITIF HAMIL.
Jenis yang dikandung adalah GIGI TARING.
Inget tadi gue bilang letak gusi gue itu di mana?
Ya, BETUL.

GIGI TARING PERMANEN GUE akan lahir di atas GIGI SERI GUE.

Entah kenapa selama ini tidak pernah ada pengumuman atau laporan dari keluarga drakula bahwa salah satu anggota keluarganya telah hilang.

Waktu itu gue tegang abis.
Identitas gue terbongkar, masih adakah kesempatan gue bisa tetep hidup, bersekolah, berteman, berpacaran, dan menikah dengan manusia??
Dokter gigi pun hadir di hadapan gue dengan cahaya yang menerangi sosoknya, seperti sang budha, memberikan gue kesempatan itu.

Itulah awal mula persahabatan gue dengan dokter gigi beserta segala perlengkapan mengerikan yang ada di ruangan prakteknya.
Gue pake kawat gigi, dengan salah satu bijinya ditempelkan pada si gigi taring baru, lalu gigi-gigi lainnya bahu-membahu menyeret dia agar berpindah ke POSISI YANG SEHARUSNYA.

Jangan dikira proses ini sekali jalan loh.
SETAHUN, bo.
Setahun lamanya gue harus ngapelin dokter gigi gue tiap minggu dan gigi-gigi gue menyapa segala peralatannya.

Itu juga harusnya lebih dari setahun.
Berhubung gue ikut ortu pindah pulau, gue memutuskan untuk menyudahi saja proses itu.
Tadinya sempet ditransfer ke seorang dokter gigi lain di daerah tempat tinggal gue yang baru, tapi...O-M-G.
Dokter gigi yang baru itu punya prinsip kerja yang beda dan selalu menyalah-nyalahkan, menjelek-jelekkan pekerjaan dokter gue yang sebelumnya.
Gue ngga tau dan ngga tertarik untuk tau siapa yang bener.
Capek, menderita secara mental, fisik dan keuangan!!
Jadi, gue pun PUTUS dengan para dokter gigi itu.

Kawat gigi gue dilepas.
Walau masih keliatan gue punya gingsul, tapi setidaknya uda NGGAK MENGERIKAN. Malah banyak yang bilang gue jadi keliatan manis dengan gingsul...aduh gimana ya..jadi malu ah...hahaha.

Perkiraan gue ngga akan lagi berhubungan dengan dokter gigi ternyata salah, terbukti beberapa bulan lalu saat gue harus operasi gigi bungsu.
Dan saat itu gue juga udah tau, ngga lama kemudian akan kembali ke meja operasi itu lagi.

Well, setidaknya tiap operasi itu SEKALI JALAN.
Jadi gue masi punya harapan, ngga perlu rutin ngapelin si dokter kayak zaman dulu. Ngga perlu tegang dan sakit berkali-kali, tiap minggu.

Itu harapan gue.
Yang akhirnya pupus kemarin.

Gigi bungsu gue yang kali ini datang dgn ancaman yg sungguh kelewatan.
Mungkin dia tau kali yah, bakal gue gugurin juga.
Jadi sebelum gugur, dia memutuskan untuk meninggalkan oleh-oleh yang takkan terlupakan oleh gue.

Ini gigi muncul dengan posisi yang sangat miring, hampir sembilan puluh derajat dari arah seharusnya.
Dan dia telah menzhalimi kakaknya yang berbaris di depannya, yang telah lahir sejak bertahun-tahun yang lalu dan selalu dalam keadaan sehat walafiat.
Terus mendesak, mendorong, menusuk...

hingga akhirnya, si kakak terluka.

Salah satu gigi gue telah BOLONG.
Bukan karena permen, tapi karena kebrutalan saudaranya.

Gue akan menjalani operasi yang menggugurkan si gigi brutal itu beberapa hari lagi (nak, percayalah, walau brutal, walau harus digugurkan, aku selalu mencintaimu...hiks),
dan setelah itu akan kembali menjalin hubungan akrab dengan seorang dokter gigi untuk perawatan syaraf rutin.

WHAT U RESIST PERSIST,
inilah salah satu buktinya.
Sepertinya gue emang berjodoh dengan yang namanya dokter gigi.

Dan hiks, rekor gue punya gigi ngga pernah bolong pecah sudah.




--hanya salah satu cerita dari banyak cerita lainnya di "Diary Gigi Gue"--

3 komentar:

Anonim mengatakan...

jadi inget yang suka dibilang perokok. Alah ngerokok gak ngerokok kalo mati itu sih urusan Tuhan.
Permen gak permen kalo gigimu bolong datengnya ke dokter gigi juga.
ps: Aku senang kamu selamat dari meja operasi itu mbak. Jangan suka maen-maen lagi ya ama dokter itu. Keliatannya dia berbahaya deh bwt kamu

Anonim mengatakan...

Really amazing! Useful information. All the best.
»

Anonim mengatakan...

Nice colors. Keep up the good work. thnx!
»