Jumat, 17 November 2006

satu yang (kuingin) kekal...

yang sejak dulu kuimani,
tiada yang kekal di dunia ini

namun ampuni aku, ya Tuhan
jika ini sebuah dosa

saat kupinta ijinMu,
saat ingin kuyakini,
tentang abadinya satu rasa ini...

1511 2006
(dy)

Kamis, 09 November 2006

kala ku SaKiT

Ini pola selama 5 hari gue sakit di rumah (sebelum diopname) kemarin :
Siang – tidak demam, tapi pusing-pusing dan sakit perut
Sore – udah mulai demam, tetep pusing dan sakit perut
Malam – demam tinggi dan tetep pusing sakit perut
Pagi – demam turun, pusing dan sakit perut bisa agak diabaikan

Nah, jadi, waktu itu gue menyadari betul, gue lumpuh mulai siang sampe malem. :(
Maka sebelum turun perintah ‘bedrest total’ dari dokter yang tak lain adalah nyokap gue sendiri, gue pun sibuk ngatur strategi untuk beraktifitas.

Karna tahu bakal lumpuh di siang hingga malem hari, gue manfaatin pagi hari (saat sedang merasa segar bugar) dengan semaksimal mungkin. Mulai dari rutinitas seperti mandi, cuci muka, dan gosok gigi, sampai bekerja dengan komputer.

Waktu itu, gue ngerasain banget betapa yang namanya waktu itu sungguh sangat terbatas dan berharga sekali (dan tetep…narsis, gue merasa jenius karna bisa memanfaatkannya dengan baik ;;) ).

Sampai akhirnya perintah bedrest total itu datang. Dengan kata lain, gue lumpuh total. Apa-apa harus bergantung pada orang lain…ini, satu hal yang paling gue benci. Tapi mau bagaimana lagi. Saat itu, gue diharuskan demikian. :(
Gue bermanja-manja, tapi sambil stress berat. Gue marah banget terhadap diri sendiri. Kenapa..? Kenapa gue nggak bisa ngapa-ngapain sendiri? Kenapa gue mesti butuh orang lain? Kenapa gue mesti sakit?!?!?! :((

Gue merasa tidak ada satu hal berguna, sekecil apapun, yang dapat gue lakukan saat itu. Dalam kondisi seperti itu, hal apa yang bisa membuat gue berguna?
Dan tiba-tiba gue merasa sudah tidak jenius lagi. :-<

Waktu pertama kali masuk rumah sakit, gue setengah mati nolak naik kursi roda. Padahal waktu itu badan rasanya udah lemes banget dan katanya gue terlihat putih sekali (aslinya gelap gitu loh )…saking pucatnya.
Setelah akhirnya menyerah, gue duduk sambil stress celingukan kesana kemari, berdoa moga-moga nggak ada yang kenal dan liat gue…(siapa juga yang mau keliatan kayak nenek-nenek di usianya yang masih muda belia begini…duh, plis deh! )

Awalnya, nggak banyak yang tau kalo gue sakit.
Alasan gue nggak bilang-bilang ya itu….rasanya gue ogah deh, orang-orang kan jadi pada liat gue yang sedang nggak oke...hmmppfh…hahhahha parah juga ya pikiran gue.
Eh..yaa..tentunya, itu alasan selain gue juga udah nggak sanggup berkomunikasi dengan orang lain…

Sesering-seringnya gue sakit, baru kali ini gue jatuh sakit separah ini.
Menderita sekalilah pokoknya.
Pas demam, kalo nggak rasanya menggigil sampe kebayang mau mati, kalo nggak ya rasanya seluruh badan menguap sampe kebayang mau mati juga. Trus belum lagi nyeri di perut yg selalu setia, kepala yg pusingnya ampun-ampunan, dan nafas yg sesak. @-)
Pokoknya, baru kali ini TIAP DETIK gw mikir kemungkinan nyawa gue bentar lagi diambil...hadduhhhh...
Aduh Tuhan, gue kan belon kawin, novel gue belon terbit pula..masa sih gue mati sekarang...ya kira-kira begitulah jeritan hati gue tiap kali ketakutan mau mati...
Bahkan gue sempet nangis aja gitu, pada suatu hari ketika kondisi gue dilaporkan terus memburuk. Sumpah waktu itu gue ketakutan banget…

Hahahaha. Dasar ya, inilah bukti bahwa sebenarnya manusia itu lemah sekali...
Saat-saat seperti itu, gue seolah diperlihatkan olehNya bahwa segala kebanggaan yang gue punya jadi nggak ada apa-apanya. Semua itu bisa saja lenyap dalam sekejap. [-)

Dan, gue baru benar-benar merasakan betapa hal-hal yg gue pikir sepele justru bisa memberikan pengaruh yang besar. Dukungan dari temen-temen lewat sms, telepon, atau bahkan kunjungan…nggak pernah gue kira sama sekali sebelumnya bahwa semua itu bisa memberikan kekuatan yang luar biasa. Huhhuuu…jadi terharu. Terimakasih ya teman-temanku yang tercinta.. :-*

Lalu pada suatu hari, nyokap gue bertanya.
“Heidy menganggap semua ini ujian, atau anugerah dari Allah SWT?”

Dengan cepat (dan polos), tentu gue menjawab … “Ya ujian, dong, Ma.”
(Ya iyalah ujian…jelas-jelas gue menderita banget gini! Masa’ anugerah?? :-w
)

Tapi setelah itu nyokap gue meminta gue berpikir ulang, merenungi kembali segala yang gue alami. Hmm…coba, coba…memangnya apa aja yang gue alami?

Satu.
Gue kesakitan banget. :((

Dua.
Trus minta-minta ampun ama Tuhan ^:)^ , janji nggak nakal lagi deh (nggak nakal lagi = makan cukup dan bergizi, minum yg banyak)

Tiga.
Kebayang-bayang mau mati, takut banget.. Apalagi belom kawin dan belom jadi orang beken. Trus mohon-mohon supaya dikasih perpanjangan waktu idup. [-O<

Empat.
Gue pastinya keliatan nggak oke banget. Segala kebanggaan dan kesombongan runtuh. :-<

Lima.
Gue jadi banyak bergantung pada orang lain. Sekali lagi, segala kebanggan dan kesombongan runtuh. Ternyata gue bukan superman. :-<

Enam.
Walau gue lagi nggak tampak oke, banyak orang datang sekedar ngeliat gue. Jadi berasa penting…hahaha…eh bukan bukan. Yang jelas, gue mendapat banyak siraman cinta kasih dari teman-teman. Dan nyokap jadi gaul, kenal banyak temen gue. :D/

Tujuh.
Gue dipaksa istirahat dari rutinitas selama ini, berenti sejenak untuk ngebenerin pola hidup yang buruk selama ini… #:-S

Lho…lho…kok tulisannya jadi begini yah.
Perasaan awalnya tadi mau ngedumel-dumel. :))


Yah, intinya, akhir cerita, perenungan gue membuahkan perubahan pandangan.
Pandangan bahwa tadinya gue menganggap semua ini ujian, berubah menjadi sebaliknya.
Man…ternyata gue tuh bukannya lagi dapet cobaan, tapi dikasih anugerah.. [-)
Habis, coba ya.
Gara-gara sakit ini, gue jadi deket lagi ama Tuhan. Jadi sering ngobrol-ngobrol gitu kan.
Terus jadi sadar diri akan…yah, banyak hal. Belum lagi dapet perhatian dan kasih sayang dari semua orang yang mencintai gue…duhh. I’m so lucky….:P

Rabu, 08 November 2006

oleh-oleh lebaran

Untuk saudara-saudara seiman,
Selamat idul Fitri!
Minal aidin wal faidzin,

mohon maaf lahir dan bathin…
Hee…kata-kata di atas terbilang terlambat ya, kalau baru gue publish sekarang?
Mengingat sekarang sudah dua minggu berlalu sejak hari lebaran.
Yah…tentunya ada cerita, di balik semua ini (kapan sih gue nggak punya cerita ;) ).

Sudah beberapa tahun terakhir ini gue udah nggak punya agenda ‘mudik’ saat lebaran.
Lha, udah nggak ada yang di-mudik-in…
Maka, silaturahmi keluarga pun hanya berlangsung di kota tempat tinggal saat ini : Jakarta dan Bandung. Ditambah satu agenda kecil berkunjung ke suatu tempat lain…

21-22 Oktober 2006Kami sekeluarga (bokap, nyokap, gue, ade gue, ade gue lagi) berkunjung ke daerah pantai Pangandaran yang baru terkena tsunami baru-baru ini.
Perjalanan Bandung-Pangandaran yang normal waktu tempuhnya 4jam kami tempuh selama 9 jam! Yah maklumlah, kan berjalan seiring seirama dengan para pemudik…Sebagai pengemudi, dibutuhkan ekstra kesabaran untuk menghadapi macetnya lalu lintas dan bawelnya para penumpang. Fiuhh.
Di Pangandaran, gue takjub melihat daerah sepanjang pantai. Masih inget banget gue gimana pemandangan Pangandaran yang gue liat 2 tahun yang lalu. Dibandingin dengan sekarang, bedanya banget bangetttt…. /:)

Pantai Pangandaran yang dulunya selalu penuh manusia, kios-kios berjejalan, sampah bertebaran dimana-mana, sekarang jadi bersiiiiiiiiiiiiih sekali. Subhanallah…gue masi inget dulu waktu ngadain aksi bersih pantai di sana, yang sampe rada2 frustasi saking kotornya itu pantai…dan semua itu sekarang lenyap hanya dengan satu terjangan gelombang laut… ^:)^
Trus, prihatin sekali rasanya waktu berkunjung ke kamp penampungan para korban bencana. Sudah hampir 4 bulan setelah bencana, tapi mereka semua masih hidup darurat di sana. Walaupun jumlah pengungsi di sana jauh lebih sedikit daripada para pengungsi di Aceh, mereka kelihatan jauh lebih sengsara. Sepertinya nggak banyak yang memperhatikan mereka selama ini. Kalo waktu di Aceh gue liat mobil-mobil raksasanya NGO-NGO berseliweran dimana-mana, di Pangandaran gue nggak ngeliat satu pun tanda-tanda ada NGO. Kenapa begitu ya? :-?
Perjalanan pulang dari Pangandaran yang diharapkan akan lebih mulus daripada waktu perginya ternyata melenceng jauh dari harapan. Sempet selama tiga jam kami berkendara dengan kecepatan 10 meter per 10 menit. Stres abiss. :((

23 Oktober 2006
Setelah menginap semalam di rumah Bandung, kami sekeluarga kembali ke Jakarta. Nah, kali ini perjalanan penuh derita sebelumnya terbayarkan dengan puas. Jalanan Bandung-Jakarta kosong melompong! Gue pun meluncur dengan penuh sukacita, Bandung-Jakarta ditempuh hanya dalam waktu 1 JAM! Huehehehheee…Dan eh, ini gue mengemudi dengan baik loh. Everthin’s under control. Malah kadang-kadang bokap bilang masih kurang kenceng….:-j
Sampe rumah Jakarta, ceritanya mau kerja bakti bersih-bersih seisi rumah. Tapi entah kenapa badan gue menolak ikut. Pusing luar biasa. Trus gue tidur, tp dengan sindiran-sindiran tiada henti dari nyokap (nyetir 1 jam aja istirahatnya 5 jam…) Hiks.
24 Oktober 2006Lebaran! Ngikut kepala keluarga, gue berlebaran di tgl 24 Oktober. Ini pertama kalinya kami sekeluarga jadi host untuk keluarga bokap. Keliatannya kerjaannya sepele, tapi maaak….capenya ampun-ampunan.
Di sore hari smua orang tepar, maka kita pun membatalkan semua rencana berkunjung ke rumah keluarga yang lain yang ada di Jakarta jg. :(

25 Oktober 2006Akhirnya, hari ini menjadi hari berkeliling ke rumah eyang-eyang. Agenda ini selalu jadi agenda favorit gue n ade gue tiap tahun. Soalnya, tiap berkunjung ke rumah saudara-saudara kita ini, pasti tak akan pulang dengan tangan eh kepala kosong. Oleh-oleh cerita selalu ada.
Di rumah eyang ketiga, gue pusing-pusing lagi. Gue terus-terusan bersandar di sofa. Tiap disuruh berdiri rasanya pengen nangis. Sakit banget. Eyang gue negur gue soal menjaga kesehatan. Dan satu kalimatnya yang gue inget banget, “Ati-ati lho. Kalo pusing dibawa tidur nggak ilang, berarti ada yang nggak beres,” [-X
Waktu itu gue nggak terlalu serius nanggepin kata-kata itu. Yang gue yakini, anemi dan darah rendah gue kambuh. Itulah yang nggak beres, jadi seharusnya pasti ‘terbayar’ dalam beberapa hari.

26 Oktober 2006
Setelah sekali lagi berkunjung ke rumah eyang gue yang lain, kami berlima pulang ke Bandung. Gue masih ngerasa nggak fit, tapi kok rasanya gue merasa terhina ya kalo bokap yang nyetir. Cara berpikir gue begini : kalo nanti sampe rumah gue nggak enak badan lagi, pasti gue nggak bias ngapa-ngapain. Kalo gue nyetir, at least I’ve made myself useful Jadi, kembalilah gue menyetir.
Sore harinya, habis makan gue langsung pingsan sampe pagi.

27 Oktober 2006Gue bangun dengan segar bugar. Tapi di siang hari pusing-pusing lagi. Bokap, nyokap, n ade bungsu gue pulang ke Jakarta. Malam harinya demam lagi. Perut sakit.
28 Oktober 2006Periksa darah. Hasilnya belum mmberi kepastian yg jelas, tapi nyokap curiga gue kena typhoid. Gue nggak boleh jalan-jalan. Disuruh bedrest. :(
29 Oktober 2006Badan makin nggak enak. Gue menderita kalo diajak ngomong atw mikir. Banyak sms tak terbalas, telepon tak tertanggapi dengan baik. Maafkan yaa…
Oya si ade bungsu kembali datang demi diriku…huk huk jadi terharu. Ade cowo yg satu ini bener2 tiada duanya deh. He took care of me very well. Masi abg tapi masakannya enak sekali looh….nyam nyam… =

30 Oktober 2006Periksa darah lagi. Hb yang tadinya uda rendah, turun lagi. Dan gue makin menderita… Malemnya, ayahbunda datang kembali. Kami tidur bertiga sekamar, dengan gue yang nggak bisa tidur semaleman karena demam. (:
31 Oktober 2006
Nyokap bawa gue ke temennya yang praktek di RS Advent Bandung. Eh abis itu nggak boleh pulang lagi. Langsung opname.

Setelah itu gue kemping 6 hari di rumah sakit, menghabiskan 17 botol infus dan 1,5 tabung oksigen. Dan sakit apakah gue? Hehehe…agak-agak rakus, gue ambil paket Demam Berdarah dan Typhus sekaligus. :P

Sekarang ini gue sedang dalam masa pemulihan. Masih tidak boleh banyak berdiri, berjalan, dan bekerja. Masih banyak makanan pantangan. Masih banyak obat yang harus diminum pada jam-jam tertentu. Sampai kapan ya? :-S Yah…doakan saja lah ya.

Nah, itu oleh-oleh gue dari lebaran taun ini. Rencana kegiatan pengisi sisa liburan gue yang udah dari kapantau disusun gagal total. Sebagai gantinya, gue diberi kesempatan untuk menghabiskan sisa liburan dengan mempelajari bagaimana berdamai dengan rasa sakit….:-<