Senin, 04 Oktober 2021

Memilih Makanan Favorit Sepanjang Masa

Bicara tentang makanan sebenarnya seru sekaligus membingungkan bagiku, apalagi jika diajak membahas "Apa makanan favoritmu sepanjang masa?"

Tantangan Menulis tentang Makanan Favorit dari Komunitas MaGaTa

Kulempar pikiranku ke masa kecil, saat apa-apa yang terjadi mulai dapat terkenang seumur hidup. Apa yang kuingat tentang makanan favorit? Rupanya hampir tidak ada. Di antara segala hal yang ada di dunia ini, sepertinya makanan selalu menjadi hal terakhir yang menarik perhatianku.

Aku tidak ingat bagaimana Mama dan Papa sukses membuatku tumbuh dan berkembang dengan baik saat bayi dan batita. Namun, setelah itu, tidak ada kesan baik dari acara makan yang kuingat. Pada usia dini, aku sudah mempertanyakan mengapa manusia harus makan. Aku selalu menanti-nanti usia kapan mulai diperbolehkan berpuasa sehingga tidak perlu makan siang (yang akhirnya izinnya ditunda selama mungkin oleh papaku yang menyadari pemikiranku ini, mulai kelas 5 SD aku baru boleh berpuasa penuh).

Aku ingat bagaimana pada masa kecil itu aku berusaha menyiasati selera makanku yang buruk. Lidahku ternyata lebih bersahabat dengan rasa sedikit gurih yang lembut, tidak terlalu tajam. Mungkin karena itulah, aku sangat menyukai keju. Makanan apa pun yang terhidang di hadapanku sedikit lebih menarik dan membuatku bersemangat jika ditambah potongan keju.

Selain keju, aku juga pernah mencoba tambahan mentega atau margarin yang dioleskan ke nasi. Akan tetapi, cara ini tentu hanya dapat dilakukan jika menu utamanya bukan makanan berkuah. Lelehan mentega di atas nasi hangat lumayan membantuku meningkatkan selera makan.

Alhamdulillah, kebiasaan dan selera makanku membaik seiring dengan pertambahan usia. Kemajuan pesat disadari orang tuaku ketika aku sudah berkuliah dan tinggal di kota yang berbeda dengan mereka. Mereka menyatakan ketakjubannya saat datang berkunjung dan aku mengusulkan untuk makan bersama di sebuah restoran steak. 

"Heidy ngajak makan daging sapi? Ini Heidy yang dulunya kalo makan daging bisa diemut sepanjang penerbangan Palangkaraya ke Jakarta?" ungkap mamaku geli.

Aku juga tidak tahu persis penyebabnya. Mungkin setelah benar-benar mengurus diri sendir dan hidup di tengah teman-teman yang juga merantau, aku mulai merasa bahwa makan sebenarnya tidak harus menjadi kewajiban yang menyiksa. Baru sejak menjadi mahasiswalah aku mampu menikmati beragam jenis makanan nusantara, mulai dari rendang hingga tumis kangkung, tentunya tanpa perlu ditambahi mentega atau keju lagi di atas nasinya.

Keju masih menjadi makanan favoritku sekarang (mentega juga, tetapi margarin sudah tak pernah kusentuh). Namun, begitu pula halnya dengan berbagai jenis makanan lainnya, yang sering membuatku lama memilih dari menu makanan saat makan di luar rumah. Begitu pula sekarang, jika aku harus memilih dan menentukan makanan terfavorit.

Nasi panggang, nasi goreng, mi rebus, capcai, su ayam, semur, opor, aneka pasta, piza, sushi, kimchi ... sebutlah nama semua makanan yang ada di muka bumi ini. Aku yakin, lebih banyak yang dapat kupilih sebagai makanan favorit daripada yang kuhindari (kategori ini hanya mencakup makanan-makanan yang terlalu tajam, pedas, atau merepotkan). Sangat sulit bagiku untuk memilih juaranya karena menurutku semua enak dan harus dikonsumsi bergiliran. :D

Kamu sendiri, bagaimana? Sanggupkah memilih makanan terfavoritmu sepanjang masa? Ceritakan juga, ya!

Pilih, Pilih ...
(Tulisan ini juga diikutsertakan dalam tantangan 1minggu1cerita.id)







Tidak ada komentar: